My Little World...I Love It

Sabtu, 19 Mei 2012

EKARISTI YANG MENYEMBUHKAN (2) - Di balik Misa Kenaikan Isa Al masih

Tanggal 17 Mei 2012, hari Kenaikan Isa Almasih, aku beserta keluarga dan Mama mengikuti misa pukul 09.30 di Gereja Santo Marinus Yohanes. Sepulang misa, aku berencana mengikuti acara launching Website Paroki sekaligus ingin mengetahui hasil lomba jurnalistik yang diadakan tgl. 5-6 Mei 2012 lalu.

Kami mengikuti misa seperti  biasa. Saat mulai Bapa Kami, Mama yang semula berdiri di sebelahku tiba-tiba duduk. Biasanya jika merasa tidak enak badan, Mama kuberitahu agar duduk. Mamaku berusia 73 tahun. Kupegang tangannya ternyata dingin. Akhirnya aku katakan agar Mama tidak berdiri menyambut Komuni. Pada saat penerimaan Komuni, aku memberitahu petugas Tatib agar Mama diberi Komuni di tempat. Saat itu yang bertugas ibu-ibu Wanita Katolik.

Ketika aku selesai menerima komuni, aku duduk lagi di samping Mama dan saat itu Mama sudah lemas. Tangannya mulai lemas dan badannya luruh ke bawah. Aku memegangnya dan dengan panik menepuk-nepuk pipi Mama. Adikku, Devi yang duduk di sebelah kanan Mama juga ikut mencoba membangunkan Mama. Ternyata Mama sudah pingsan. Kemudian datang Asisten Imam dan memberi Komuni pada Mama. Komuni dimasukkan ke mulut Mama namun Komuni sebagian tidak bisa masuk. Ada seperempat bagian masih berada di luar bibir Mama.

Aku sangat bingung waktu itu dan aku menyebut nama, “Yesus! Yesus!” berkali-kali sambil tak kuasa menahan air mataku. Aku sungguh membutuhkan pertolongan Yesus. “Sadarkanlah Mama! Sadarkanlah! Yesus! Yesus!”

Oleh Devi, bibir Mama ditekan-tekan agar Komuni bisa masuk ke mulut Mama. Tiba-tiba bibir Mama mulai bergerak-gerak. Aku dan Devi berusaha agar Mama bisa makan Komuni tersebut. Akhirnya Komuni bisa masuk tapi Mama masih tak sadarkan diri. Kami membaringkannya dan mengusap tubuhnya dengan minyak kayu putih yang diberi oleh umat di belakang kami. Kemudian di mulut Mama keluar lendir berwarna kuning dan seperti mau muntah. Seorang umat yang juga seorang dokter menyuruh kami membaringkannya miring agar bisa muntah, tapi lendir di mulut Mama tidak keluar malah kembali masuk dan tidak jadi muntah. Yesus! Komuni tadi akhirnya tertelan.

Lalu beberapa bapak membawa Mama ke ruang sekretariat untuk dibaringkan. Oleh dokter, kakinya dinaikkan ke atas dan kepala dibiarkan tanpa bantal, supaya sejajar dengan tubuhnya. Tubuh Mama dingin, wajahnya pucat dan kata dokter, denyut jantungnya sangat lemah. Aku masih berusaha menyadarkan Mama dengan mengoles tangan, kaki, perutnya dengan minyak kayu putih sambil tak henti-hentinya memanggil Mama. Mama tidak juga sadar. Kemudian dokter menyuruh memberi air gula hangat. Selama menunggu dicarinya air, dokter memeriksa lagi dan denyut jantung Mama semakin lemah. Tak lama Ibu Susilo datang membawa air gula dan diminumkan. Lalu perlahan-lahan Mama sadar.

Puji Tuhan! Mama mulai pulih dan bertanya di mana ini? Mengapa ia ada di sini? Ini siapa? Dan banyak pertanyaan lainnya yang membuat kami lega. Lega sekali! Terimakasih Tuhan, terimakasih Yesus. Sungguh mukjizatmu itu nyata dalam hidup kami. Sungguh Ekaristi itu menyembuhkan!

Akhirnya kami pulang dan di tengah perjalanan, anakku Stefanie nyeletuk, “Ma, tadi Mama menang.” Astaga! Aku lupa jika aku harus menghadiri acara launching Website Paroki. Yah, sudahlah! Waktu tidak akan bisa diputar ulang.

Aku ucapkan selamat untuk Paroki Santo Marinus Yohanes. Semoga kebaikan orang-orang di sana akan semakin membesarkan kerajaan Tuhan di dunia ini. Amin.

****

Tidak ada komentar: